aletlora.com
Doa adalah percakapan dengan Tuhan dan kesediaan untuk meng'amini' kehendak-Nya. Tetaplah 'bicara' dan setialah 'mendengar'. Itulah DOA.

View : 35459 kali

Artikel
Selasa, 28 Agustus 2012
SEPATU YANG BERLUBANG
Pdt. A. Letlora

Peneguhan sidi adalah peristiwa yang istimewa bagi keluarga maupun bagi katekisan. Peneguhan sidi menjadi tanda bahwa seseorang sudah dianggap cukup dewasa dalam hal iman kepada Yesus Kristus. Maka sudah menjadi tradisi bahwa disetiap ibadah peneguhan sidi ada perbedaan yang menyolok. Semua katekisan akan memakai baju sidi warna putih dengan penampilan yang tidak biasa.

Para sidiwan dan sidiwati akan berjalan memasuki gedung gereja dalam kilauan cahaya kamera yang sudah dipersiapkan. Juru foto akan kesana dan kemari untuk mengambil sudut yang tepat. Peristiwa ini terjadi di bulan Oktober 1985, seorang pemuda memasuki gereja dengan hati gembira sekalipun tidak ada kilauan kamera sebab tidak ada seorangpun anggota keluarga yang hadir. Jangankan baju baru, untuk kolekte saja disakunya hanya ada lembar seribuan sebanyak 10 lembar yang pagi-pagi sudah diseterikanya. jika yang lain didampingi oleh orang tua maka pemuda itu hanya didampingi oleh ayahnya. Ibu-nya tidak dapat hadir sebab tidak ada biaya.

Dan kue sang ibu yang dibungkus dengan kertas sampul warna coklat yang dibawa oleh sang ayah. Kembali ke ibadah peneguhan, semua berjalan lancar sampai ketika sang pemuda harus berlutut ... sang ayah yang berdiri dibaris belakang berkata kepada seseorang disebelahnya " itu anak saya ". Orang itu bertanya dengan heran sebab melihat seorang pria yang berdiri diam sambil meneteskan air mata " bagaimana bapak tahu itu anak bapak ?", dengan tersenyum sang ayah menjawab " sebab ketika dia berlutut, sepatunya berlubang dan lubang itu cukup besar untuk bisa dilihat ".

Sepatu yang berlubang di peneguhan sidi menjadi sangat istimewa. Ketika ibadah selesai, dan semua pulang dengan sukacita, ayah - anak ini menikmati kue yang dibawa, dipinggir jalan kota jogjakarta dekat alun-alun. Pemuda itu sudah 22 tahun menjadi pendeta, namun kisah ini tetap tersimpan dalam hati. Ayahnya sudah meninggal, ibunya sudah lanjut usia, tetapi kue dan lembaran seribu yang menjadi uang kolekte tetap menjadi kenangan indah.

Pemuda itu adalah saya sendiri, dan ayah itu adalah ayah saya, ibu pembuat kue itu adalah ibu saya.
Tulisan ini ditujukan kepada setiap anak, hormati ayahmu dan ibumu, maka berkat Tuhan tidak pernah surut darimu.

Tulisan ini ditujukan untuk setiap orang tua, jerih lelahmu didalam Tuhan tidak sia-sia. Selama 22 tahun kisah sepatu yang berlubang tetap segar sebab setiap kali melayani ibadah peneguhan sidi, setiap kali juga saya diingatkan tentang sepatu yang berlubang. terimakasih Tuhan untuk orang tua yang luar biasa.


Pdt. Alexius Letlora D.Th
Pendeta di GPIB Jemaat “Maranatha” Surabaya




Arsip :

Arsip ..

Mengenai Saya:

Pdt. Alexius Letlora D.Th

Saya adalah Pendeta di GPIB Jemaat “Maranatha” Surabaya.

Telah Melayani selama 33 tahun sejak desa Baras (Sulawesi Barat). Istri Conny Alma Letlora - Sumual, menjadi pendamping yang turut terlibat mendorong saya untuk semakin bertumbuh dalam pelayanan.
Kami diberkati 32 tahun yang lalu dan dikaruniakan anak-anak,  Linkan, Kezia dan Andrew sebagai anugerah Tuhan kepada kami. Kami sekeluarga bersyukur untuk semua kebaikan Tuhan dalam hidup kami.

MAJU TERUS BERSAMA YESUS SEBAB DALAM PERSEKUTUAN DENGAN-NYA JERI LELAH KITA TIDAK PERNAH SIA-SIA.
Popular:


KEKUATAN KELUARGA YANG BERSYUKUR
GEREJA YANG MELAYANI DAN BERSAKSI - DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN JEMAAT
HIDUP BERPENGHARAPAN DI TENGAH MASA SULIT
SEPATU YANG BERLUBANG
MAKNA KEMATIAN YESUS (Jumat Agung)
KONFLIK DALAM KELUARGA KRISTEN
TUJUAN KETERPILIHAN MANUSIA


Sub Kategori :

    Last Searches:

    Kategori Utama: Artikel (52), Catatan Refleksi (84), Download Materi (2), Khotbah (283), Photo Keluarga (43)